Langsung ke konten utama

#1 Cerita Sebelum KKN (Kuliah Kerja Nyata)

Nama-nama peserta yang lulus KKN Tematik 2019 


Entah bermuara dari mana, akhirnya Aku memutuskan untuk ikut KKN Tematik yang diadakan oleh kampusku UIN Sumatera Utara. Waktu itu yang kutahu kuota peserta KKN Tematik belum penuh maka jadilah Aku mendaftarkan diri sebagai peserta baru dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang punya jargon 'cerdas' tersebut.

Terbersit niat dihatiku untuk mengikuti KKN jenis ini. Dan biarlah ini menjadi alasan rahasia dariku. Katanya demi kemaslahatan bersama. Beberapa usaha kucoba sebelum akhirnya namaku dinyatakan lulus sebagai peserta KKN Tematik.

Harus melapor ke Ketua Jurusan lebih dulu. Bila sudah, barulah boleh melaporkan ke Wakil Dekan III fakultas. Butuh beberapa masa untuk sampai ditahap namaku tercantum sebagai peserta yang disetujui oleh Wakil Dekan III dan siap diserahkan kepada pihak LPPM kampusku.

Mondar-mandir antara kantor jurusan, ruang wadek, kelas dan juga sekretariat organisasiku pun mewarnai perjalanan demi mendapatkan restu yang sebenar-benarnya. Saat itu, Aku lebih banyak berkompromi dengan kakiku yang kuajak jalan kesana kemari dalam satu hari. Kaki, terima kasih.

Tak berhenti sampai disana, kekhawatiran mengacaukan pikiranku dengan pertanyaan, "Bagaimana bila Aku dinyatakan lulus sebagai peserta KKN Tematik?".

Ada beberapa hal yang berhasil merenggut sebagian waktuku untuk memikirkan banyak hal. Mulai dari meninggalkan mata kuliahku yang belum sampai ditahap tuntas pertemuannya, memikirkan apakah dosen yang bersangkutan mengizinkan, memikirkan apakah ayah-ibu bersedia memberi izin untuk anak perempuannya ini pergi ke tempat yang baru bahkan soal anggota divisi serta beberapa orang lainnya yang harus aku tinggalkan sekejap dengan niat hati; pastilah kembali dengan selamat, semoga.

Setelah memikirkan itu semua, aku pun berpikir tidak ada gunanya memikirkan sesuatu yang sebenarnya belum tuntas dihadapanku. Maka aku putuskan untuk fokus mengenai kabar kelulusan yang akan keluar tiba saatnya.

Tak berapa lama kemudian, satu berkas baru muncul dalam sebuah grup yang aku tidak tahu mengapa tiba-tiba aku bergabung didalamnya. Ada namaku, tertulis jelas; SYAFRITA.

Ternyata kekhawatiranku saat itu semakin menjadi-jadi. Alhamdulillah wa astagfirullah Aku lulus KKN Tematik dan ditempatkan dikelompok 2 dengan tujuh anggota lainnya di Desa Tuk Tuk Siadong Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Itu artinya kekhawatiran yang sebelumnya sempat Aku pikirkan, sudah berada didepan mata.


Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#5 Cerita Sebelum KKN (Kuliah Kerja Nyata)

foto bersama sebelum keberangkatan ke Samosir Baiklah, ini akan menjadi bagian penutup pada cerita sebelum KKN. Sebab setelahnya, perjalanan akan semakin panjang. Selama 30 hari di negeri indah kepingan surga, ya Samosir tepatnya. Usai mengikuti pembekalan pada akhir April 2019, kami pun diberangkatkan pada 1 Mei 2019. Sebelum pemberangkatan itu terjadi, Aku sudah menyiapkan perlengkapan yang akan ku bawa ke sana. Aku membawa satu koper sedang yang berisi baju serta perlengkapan salat, dua buah goody bag yang masing-masing berisi perlengkapan makan dan juga mandi, satu ransel yang berisi buku bacaan dan makanan ringan. Tak lupa, membawa bantal+selimut yang sudah kumasukkan lebih dulu di dalam koper. Karena kenyamanan tidur dengan bantal pastilah dibutuhkan selama KKN hahaha (demi leher tidak encok). Sesuai informasi yang kudapatkan, kami akan diberangkatkan dari kampus 1 UIN SU usai salat isya. Namun, karena takut tak ada yang akan mengantarkan ke sana akhirnya Aku pun memi

Bertemu Mereka #1

Tak pernah Aku mengira dikelilingi oleh enam perempuan berbagai rasa ini. Yang kutahu dalam setiap fase kehidupan, Aku akan dipertemukan dengan orang-orang baru. Entah itu nantinya akan menyisakan kenangan manis atau teh tanpa gula, pahit haha.  Sedikit bercerita sebelum bertemu mereka. Aku kira semangatku saat itu akan luntur, sebab satu persatu yang kala itu membersamaiku memilih pergi. Sampai akhirnya kupikir pergi juga adalah hal terbaik yang dilakukan. Namun salah. Keputusanku dipatahkan oleh ketulusan mereka. Terserah mau menilainya seperti apa. Tapi kala itu, kalimat yang mereka ucapkan terdengar sangat sangat tulus ditelingaku. Sampai akhirnya kupikir, akan sangat jahat sekali bila aku juga pergi. Sementara mereka masih ingin berpegangan. Kalimat dari mereka sederhana sekali, namun merobohkan niat tak baik itu.  "Kak, jangan pergi ya. Siapa lagi yang sama kami kalau bukan kakak. Jangan pergi ya kak," begitulah ucap mereka saat sore menjelang malam itu.

What is your hobby?

Aku jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Terutama pada kata-kata yang membutuhkan nurani untuk menerjemahkan nya. Meski tersurat, namun sebenarnya banyak juga yang tersirat. Seingatku, kala itu aku masih kelas 6 SD dan sungguh ingin sekali menuliskan apapun yang di alami setiap harinya. Dan hal itu dimulai pada buku kecil yang sering sekali aku sebut “diary”. Aku menuliskan apa saja disana. Mulai dari cerita mengesalkan sampai kepada biodata-biodata teman sekelasku yang ingin aku kumpulkan. Yaah, entah untuk apa. Namun ketika aku membaca tulisan itu kembali, aku tertawa sendiri. Tawa yang menyadari bahwa ternyata anak SD itu benar-benar masih polos dan putih. Oh iya, aku juga ingat pada waktu itu aku sangat menyukai buku buku bergambar untuk dijadikan diary. Rasanya indah sekali untuk dibaca. Dan hal yang harus aku terima adalah aku kehilangan diary pertama ku. Rasanya kesal sekali tapi yasudahlah.. tidak apa-apa. Toh kan masih ada ingatan dalam kepala yang InshaAllah takkan hilang he