Langsung ke konten utama

#3 Cerita Sebelum KKN (Kuliah Kerja Nyata)

Pose tolak liputan seremoni ala Adisi

Baik, sini kuberitahu tentang orang-orang yang senantiasa menemani perjalananku selain teman-teman seperjuangan di kelas. Syukurnya Aku ikut salah satu organisasi yang ada di kampus. Organisasi yang seperti rumah tapi bukan rumah sesungguhnya, organisasi yang orang-orang nya kasih satu pelajaran baik padaku.

Terlepas dari situ, Aku diamanahkan sebagai pemimpin redaksi yang konon katanya harus memberikan hal terbaik kepada para anggotanya terutama perihal 'membersamai'. Baik secara raga maupun hati wkwk. Namun salah satu dari dua hal itu takkan kulakukan lagi sampai menuju awal Juni 2019. Bukan karena tak ingin, namun ini demi kewajibanku menjalankan tugas negara yakni kukerta (kuliah kerja nyata).

Jadilah Aku mengajak diriku setiap malam untuk berpikir mengenai ini. Aku tak sebut ini sebagai salah satu cara meninggalkan mereka (anggotaku) karena memang lah pasal raga saja yang menghalangi kami saat ini. Masalah kah? Tidak. Selama mereka pun mampu mengerti situasi ini, begitupun Aku.

Sebenarnya banyak yang kupikirkan terutama mengenai produk organisasiku yang sedang proses pengerjaan tanpa turut ada Aku didalamnya (mengontrol secara langsung). Tak seperti produk Majalah yang sebelumnya sudah rampung dikerjakan. Dan demi hal itu, Aku haruslah mempercayai beberapa orang. Ini semua atas dasar rasa percaya. Kutinggalkan produk yang bernama e-tabloid itu dengan gambaran yang sudah ada dikepalaku.

Paling tidak, Aku dan rekan-rekan lainnya sudah melaksanakan proyeksi sebagai awal terbentuknya ide-ide, penanggungjawab rubrik, serta segala hal yang berkenaan didalamnya. Yap, gambaran soal e-tabloid itu sudah ada. Namun sekarang lah saatnya Aku harus mengatur strategi agar setiap orang yang sudah diberi amanah dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Selain produk, Aku juga mengkhawatirkan anggotaku. Sebab selama sebulan, Aku takkan ada dalam rapat resmi yang rutin kami lakukan sekali seminggu. Tak ada lagi tunggu-menunggu anggota yang belum datang karena jumlahnya masih sedikit.

Maklumlah, kami seperti anak sekolah karena mengadakan rapat di pagi hari yang cerah, ditemani suara riuh kendaraan dan sinar mentari yang kadang-kadang pindah sendirinya dan mengharuskan anggotaku untuk menarik banner ke bagian tempat yang dingin hahaha. Momen-momen seperti tadi akan lewat selama empat minggu dariku.

Sebagai gantinya, karena sejatinya mereka semua adalah bagian dari diriku. Kutuliskan pesan-pesan untuk mereka semua yang insyaAllah mewakili tugas-tugas yang harus mereka lakukan. Kutuliskan lembaran tugas untuk sekretarisku, para redakturku, reporterku, editorku, dan juga fotograferku. Kutulis sesingkat mungkin agar tugas itu mampu dijalankan dan diingat bila koordinasi denganku tidak selancar saat aku disana.

Meski mengantuk karena packing baju dan lain-lain untuk perlengkapan KKN. Lembaran tugas itu haruslah kuselesaikan. Kutuliskan dengan tinta warna-warni karena senang sekali rasanya memberikan tugas kepada anggotaku apalagi menuliskannya di pukul 02.00 wib hahaha sungguh dapat sekali feel nya. Ruang senyap dan hanya ada suara jam yang berdetak kala itu menemani goretan demi goretan kasih sayangku dalam kertas mini yang kubentuk bak buku.

Ditinggalkan oleh raga, tidak masalah kan? Selama hatiku masih disana, pasti kalian pun tidak akan kemana-mana. Ingat lah satu hal bahwa aku meninggalkan karena aku sudah menaruh percaya. Perkara percaya, apa itu masih kurang? Iya, masih. Karena percaya itu harus dibuktikan.

Teruntuk kalian, Aku percaya. Jadi tetap lah berikan yang terbaik. Jangan pantang menyerah. 

- Sebab Aku akan pulang maka jangan ada yang berkurang :) -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#5 Cerita Sebelum KKN (Kuliah Kerja Nyata)

foto bersama sebelum keberangkatan ke Samosir Baiklah, ini akan menjadi bagian penutup pada cerita sebelum KKN. Sebab setelahnya, perjalanan akan semakin panjang. Selama 30 hari di negeri indah kepingan surga, ya Samosir tepatnya. Usai mengikuti pembekalan pada akhir April 2019, kami pun diberangkatkan pada 1 Mei 2019. Sebelum pemberangkatan itu terjadi, Aku sudah menyiapkan perlengkapan yang akan ku bawa ke sana. Aku membawa satu koper sedang yang berisi baju serta perlengkapan salat, dua buah goody bag yang masing-masing berisi perlengkapan makan dan juga mandi, satu ransel yang berisi buku bacaan dan makanan ringan. Tak lupa, membawa bantal+selimut yang sudah kumasukkan lebih dulu di dalam koper. Karena kenyamanan tidur dengan bantal pastilah dibutuhkan selama KKN hahaha (demi leher tidak encok). Sesuai informasi yang kudapatkan, kami akan diberangkatkan dari kampus 1 UIN SU usai salat isya. Namun, karena takut tak ada yang akan mengantarkan ke sana akhirnya Aku pun memi

Bertemu Mereka #1

Tak pernah Aku mengira dikelilingi oleh enam perempuan berbagai rasa ini. Yang kutahu dalam setiap fase kehidupan, Aku akan dipertemukan dengan orang-orang baru. Entah itu nantinya akan menyisakan kenangan manis atau teh tanpa gula, pahit haha.  Sedikit bercerita sebelum bertemu mereka. Aku kira semangatku saat itu akan luntur, sebab satu persatu yang kala itu membersamaiku memilih pergi. Sampai akhirnya kupikir pergi juga adalah hal terbaik yang dilakukan. Namun salah. Keputusanku dipatahkan oleh ketulusan mereka. Terserah mau menilainya seperti apa. Tapi kala itu, kalimat yang mereka ucapkan terdengar sangat sangat tulus ditelingaku. Sampai akhirnya kupikir, akan sangat jahat sekali bila aku juga pergi. Sementara mereka masih ingin berpegangan. Kalimat dari mereka sederhana sekali, namun merobohkan niat tak baik itu.  "Kak, jangan pergi ya. Siapa lagi yang sama kami kalau bukan kakak. Jangan pergi ya kak," begitulah ucap mereka saat sore menjelang malam itu.

What is your hobby?

Aku jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Terutama pada kata-kata yang membutuhkan nurani untuk menerjemahkan nya. Meski tersurat, namun sebenarnya banyak juga yang tersirat. Seingatku, kala itu aku masih kelas 6 SD dan sungguh ingin sekali menuliskan apapun yang di alami setiap harinya. Dan hal itu dimulai pada buku kecil yang sering sekali aku sebut “diary”. Aku menuliskan apa saja disana. Mulai dari cerita mengesalkan sampai kepada biodata-biodata teman sekelasku yang ingin aku kumpulkan. Yaah, entah untuk apa. Namun ketika aku membaca tulisan itu kembali, aku tertawa sendiri. Tawa yang menyadari bahwa ternyata anak SD itu benar-benar masih polos dan putih. Oh iya, aku juga ingat pada waktu itu aku sangat menyukai buku buku bergambar untuk dijadikan diary. Rasanya indah sekali untuk dibaca. Dan hal yang harus aku terima adalah aku kehilangan diary pertama ku. Rasanya kesal sekali tapi yasudahlah.. tidak apa-apa. Toh kan masih ada ingatan dalam kepala yang InshaAllah takkan hilang he