Langsung ke konten utama

#5 Cerita Sebelum KKN (Kuliah Kerja Nyata)


foto bersama sebelum keberangkatan ke Samosir

Baiklah, ini akan menjadi bagian penutup pada cerita sebelum KKN. Sebab setelahnya, perjalanan akan semakin panjang. Selama 30 hari di negeri indah kepingan surga, ya Samosir tepatnya.

Usai mengikuti pembekalan pada akhir April 2019, kami pun diberangkatkan pada 1 Mei 2019. Sebelum pemberangkatan itu terjadi, Aku sudah menyiapkan perlengkapan yang akan ku bawa ke sana. Aku membawa satu koper sedang yang berisi baju serta perlengkapan salat, dua buah goody bag yang masing-masing berisi perlengkapan makan dan juga mandi, satu ransel yang berisi buku bacaan dan makanan ringan. Tak lupa, membawa bantal+selimut yang sudah kumasukkan lebih dulu di dalam koper. Karena kenyamanan tidur dengan bantal pastilah dibutuhkan selama KKN hahaha (demi leher tidak encok).

Sesuai informasi yang kudapatkan, kami akan diberangkatkan dari kampus 1 UIN SU usai salat isya. Namun, karena takut tak ada yang akan mengantarkan ke sana akhirnya Aku pun meminta ayah untuk mengantarkanku pada jam 5 sore. Ya, tidak ada peserta KKN pada jam segitu selain Aku. Dasar terlalu pacu wkwk.

Untungnya ada adik baik yang menemaniku ngobrol lewat telpon, jadi terasa tidak terlalu sepi. Kalimat-kalimat nasihat pun ia sampaikan, salah satunya untuk selalu menjaga diri. Dia tak tahu saja kalau sebenarnya, Aku pun sedang mencoba memberanikan diri dan menyesuaikan diri dengan teman-teman baru nanti di sana.

Hampir setengah jam obrolan kami berlangsung dan ditutup dengan kalimat, "hati-hati selama di sana kak," katanya. Karena tidak tahu ingin melakukan apalagi, Aku ngemil saja. Makanan ringan yang ku sediakan di dalam ransel, ku buka dan ku nikmati sambil menunggu yang lainnya datang.

Ada perasaan senang sekali, kalau tiba-tiba ada satu orang yang datang sambil menurunkan kopernya dan menujuku. Artinya, sudah ada teman meskipun bukan teman sekelompok. Tidak sendirian lagi hahaha. Paling tidak, Aku punya teman mengobrol.

Adzan magrib pun berkumandang, peserta yang lain belum juga berdatangan. "Apa berangkatnya tidak jadi setelah isya ya?", pikirku. Paling tidak, sudah banyak yang datang, karena tidak mungkin terburu-buru untuk menyusun barang-barang ke mobil nanti. Tak berapa lama, adzan isya pun terdengar dari masjid. Peserta yang lainnya mulai berdatangan, diikuti juga dengan para dosen dan petinggi kampus.

Mobil-mobil yang akan membawa kami pun memasuki kampus. Seingatku waktu itu ada 7 mobil yang diisi oleh setiap kelompok dan juga dosen pembimbing lapangan.

Usai salat isya, kami disuruh mengumpulkan barang-barang ke dekat mobil yang akan kami naiki. Proses peletakan barang-barang  berlangsung hampir 30 menit. Setelah beres, kami semua diajak untuk masuk ke masjid untuk mendengarkan arahan dari beberapa petinggi kampus, salah satunya Wakil Rektor III Pak Amroeni. Beliau meminta agar kami semua dapat menjaga nama baik kampus selama berada di sana. Utamanya, menjaga adab. Karena mahasiswa adalah cerminan dari baiknya sebuah universitas maka lakukan yang terbaik.

Pelepasan peserta KKN Tematik saat itu diakhiri dengan doa dan foto bersama sambil mengenakan baju hijau dan topi hijau yang telah diberikan oleh pihak kampus. Usai foto bersama, Aku mendatangi Dekan FITK Pak Amiruddin untuk minta didoakan agar setiap kegiatan di sana berjalan lancar. Beliau pun sedikit bertanya;

"Kamu dari jurusan apa, Nak?"
"Pendidikan Matematika, Pak."
"Dari PMM, berapa orang yang ikut Nak?"
"Saya sendiri Pak."
"Ohyaya, hati-hati di sana ya. Dengarkan kata-kata ustadnya di sana. Harus semangat. Jangan lasak-lasak."

Obrolan itupun menjadi penyemangat bagiku karena harus meninggalkan beberapa pertemuan mata kuliah yang belum selesai. Paling tidak juga menjadi penyejuk bagiku untuk belajar lebih baik lagi selama pelaksanaan KKN nanti.


Saat hendak keluar, temanku Rizqi Ramadan mengajak untuk berfoto dengan Pak WR3, jadilah kami berfoto di depan masjid. Setelahnya kami menuju mobil masing-masing untuk mengatur posisi duduk. Tepat pukul 22.30 WIB kami semua berangkat menuju Samosir. Ingat sekali waktu itu, Aku duduk di dekat Turnip, Maya dan Yoffa. Sedangkan yang laki-lakinya duduk di bagian belakang.

Keberangkatan waktu itu lebih banyak dinikmati dengan tidur sepanjang perjalanan karena sudah larut malam. Barulah ketika mobil berhenti karena sopir hendak beristirahat, beberapa dari kami turun untuk merenggangkan badan karena merasa pegal ketika tidur sambil duduk di dalam mobil. Syukurnya, temanku Maya membawa selimut tebal yang bisa dijadikan peyangga untuk kepala selama kami tidur. Alhamdulillah.

Pergi di malam hari,
Sampai di pagi hari.

Itulah sepenggal cerita sebelum KKN versiku. Ceritamu, bagaimana?

Selesai


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemu Mereka #1

Tak pernah Aku mengira dikelilingi oleh enam perempuan berbagai rasa ini. Yang kutahu dalam setiap fase kehidupan, Aku akan dipertemukan dengan orang-orang baru. Entah itu nantinya akan menyisakan kenangan manis atau teh tanpa gula, pahit haha.  Sedikit bercerita sebelum bertemu mereka. Aku kira semangatku saat itu akan luntur, sebab satu persatu yang kala itu membersamaiku memilih pergi. Sampai akhirnya kupikir pergi juga adalah hal terbaik yang dilakukan. Namun salah. Keputusanku dipatahkan oleh ketulusan mereka. Terserah mau menilainya seperti apa. Tapi kala itu, kalimat yang mereka ucapkan terdengar sangat sangat tulus ditelingaku. Sampai akhirnya kupikir, akan sangat jahat sekali bila aku juga pergi. Sementara mereka masih ingin berpegangan. Kalimat dari mereka sederhana sekali, namun merobohkan niat tak baik itu.  "Kak, jangan pergi ya. Siapa lagi yang sama kami kalau bukan kakak. Jangan pergi ya kak," begitulah ucap mereka saat sore menjelang malam itu.

What is your hobby?

Aku jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Terutama pada kata-kata yang membutuhkan nurani untuk menerjemahkan nya. Meski tersurat, namun sebenarnya banyak juga yang tersirat. Seingatku, kala itu aku masih kelas 6 SD dan sungguh ingin sekali menuliskan apapun yang di alami setiap harinya. Dan hal itu dimulai pada buku kecil yang sering sekali aku sebut “diary”. Aku menuliskan apa saja disana. Mulai dari cerita mengesalkan sampai kepada biodata-biodata teman sekelasku yang ingin aku kumpulkan. Yaah, entah untuk apa. Namun ketika aku membaca tulisan itu kembali, aku tertawa sendiri. Tawa yang menyadari bahwa ternyata anak SD itu benar-benar masih polos dan putih. Oh iya, aku juga ingat pada waktu itu aku sangat menyukai buku buku bergambar untuk dijadikan diary. Rasanya indah sekali untuk dibaca. Dan hal yang harus aku terima adalah aku kehilangan diary pertama ku. Rasanya kesal sekali tapi yasudahlah.. tidak apa-apa. Toh kan masih ada ingatan dalam kepala yang InshaAllah takkan hilang he