Langsung ke konten utama

#4 Cerita Sebelum KKN (Kuliah Kerja Nyata)

Sebenarnya cerita ini amat telat Aku bagikan di blog ini, karena peristiwanya terjadi hampir setahun lalu sebelum Ramadan 1440 Hijriyah. Tapi tak apa, niatku hanya ingin menuliskannya saja. Agar suatu saat tidak lupa, bila kepalaku terbentur sesuatu lalu hilang ingatan wkwk (sinetron kali ah).

Akhir April 2019
Dengan  keluarnya pengumuman peserta KKN Tematik, maka mau tak mau sebentar lagi akan diadakan pembekalan bagi peserta kkn tematik yang berjumlah 56 orang, sebanyak 7 kelompok dengan pembagian 8 anggota per kelompok.
Sebelum pembekalan, sebenarnya setiap anggota kelompok wajib berkumpul untuk saling memperkenalkan diri, membicarakan kegiatan yang akan dilakukan disana dan hal-hal yang dibutuhkan selama berada di Tuktuk Siadong.

Pada siang harinya, Aku mendapatkan satu pesan masuk dari WhatsApp, dari seseorang yang tidak ku kenal. Dia memperkenalkan diri, bertanya dimana posisiku. Katanya, akan ada rapat kecil untuk kelompok 2 KKN Tematik. Disaat yang sama, Aku juga sedang berkegiatan di LPM Dinamika. Kukatakan, Aku akan menyusul. Alhasil, hal itu tidak terjadi. Karena ternyata durasinya cukup lama. Mereka sudah selesai rapat kecil dan Aku baru selesai berkegiatan di sana.
"Dasar suka sekali membuat orang menunggu", kesalku pada diri sendiri.

Setelah rapat kecil itu, dimasukkanlah Aku dalam sebuah grup yang bernama "KELOMPOK 2 KKN TEMATIK". Sungguh nama kelompok yang sangat formal haha. Disana diberi tahu siapa ketua, sekretaris serta bendahara kelompok nantinya. Dan terpilihlah tiga nama yang menempati posisi itu; Ketua (Mhd Ridho Muhsinin), Sekretaris (Yoffa Sunita), Bendahara (Maya Riski). Aku? Jadi anggota biasa saja. Asal memberikan manfaat, itu sudah cukup berarti.

Berhari-hari terus berseliweran informasi terbaru dalam grup WhatsApp tersebut, tentang barang-barang yang akan dibawa beserta siapa yang bersedia meminjamkan dan lain-lain. Sampai tibalah pembekalan KKN Tematik 2019 yang bertempat di Aula Pusbinsa pun berlangsung. Aku terlambat. Tapi belum cukup lama, karena masih tahap perkenalan oleh para dosen. Hal ini dikarenakan Aku masih membujuk rayu dosenku untuk mengizinkan Aku pergi ke sana. Maklum, beberapa dosen sangat amat memperhatikan absensi para mahasiswanya.

Pembekalan KKN Tematik 
Karena tahu sudah terlambat, Aku berlari menuju gedung Pusbinsa yang jaraknya cukup dekat dari gedung kuliahku. Naik tangga sambil membayangkan bagaimana ekspresi orang-orang di dalam ruangan ketika seseorang baru saja masuk dengan sedikit membuat suara pintu terbuka sudah cukup membuatku gugup tapi tetap memberanikan diri untuk masuk. Senyum cengar-cengir pun keluar begitu saja, ketika mata ini berhadapan dengan berpasang-pasang mata. Syukurnya, ada temanku Maya yang sudah menyediakan bangku untukku. Jadi, Aku tidak terlalu repot untuk mengambil bangku ke pojok ruangan.

Aku duduk, mengeluarkan pulpen dan buku catatan kecil. Mendengarkan para dosen memberikan pembekalan KKN Tematik. Bekal itu ada yang berupa semangat untuk mengabdikan diri di daerah yang mayoritas non muslim selama ramadan, memberitahukan kepada kami semua gambaran umum kondisi sosial masyarakat di Samosir, cara membaca Qur'an (melafalkan huruf hijaiyah dengan benar) agar ketika mengajarkan kepada anak-anak di sana tidak menjadi salah, juga mengenai rumus ABCD (Asset Based Communities Development) yang menginformasikan bagaimana kita sebagai peserta KKN mampu mengembangkan aset yang ada di daerah tempat kita tinggal. Entah itu dari sisi pertaniannya, parawisatanya, kulinernya bahkan agamanya.

Dan yang terpenting dari pembekalan itu adalah "Tetaplah ingat bahwa keberadaan kita di sana adalah cerminan dari implementasi kita selama belajar di bangku perkuliahan. Maka berikanlah kesan yang terbaik, yang nantinya juga dapat membawa nama baik kampus".

Di pembekalan tersebut, wajah-wajah asing mulai tampak dalam satu ruangan. Usai pembekalan selesai, Ada yang saling memperkenalkan diri. Ada yang saling melempar senyum karena mungkin masih malu untuk saling menyapa. Dan ada yang saling melirik sambil bertanya di dalam kepala masing-masing, "Itu yang kemarin nge-chat bukan ya? Keknya iyalah".
Di sini, Aku juga bertemu kembali dengan teman-teman angkatan ku di LPM Dinamika, alhasil kami memilih untuk berswafoto karena sudah lama tidak jumpa.

Pembekalan selesai.
Persiapan pemberangkatan pun di mulai.

Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#5 Cerita Sebelum KKN (Kuliah Kerja Nyata)

foto bersama sebelum keberangkatan ke Samosir Baiklah, ini akan menjadi bagian penutup pada cerita sebelum KKN. Sebab setelahnya, perjalanan akan semakin panjang. Selama 30 hari di negeri indah kepingan surga, ya Samosir tepatnya. Usai mengikuti pembekalan pada akhir April 2019, kami pun diberangkatkan pada 1 Mei 2019. Sebelum pemberangkatan itu terjadi, Aku sudah menyiapkan perlengkapan yang akan ku bawa ke sana. Aku membawa satu koper sedang yang berisi baju serta perlengkapan salat, dua buah goody bag yang masing-masing berisi perlengkapan makan dan juga mandi, satu ransel yang berisi buku bacaan dan makanan ringan. Tak lupa, membawa bantal+selimut yang sudah kumasukkan lebih dulu di dalam koper. Karena kenyamanan tidur dengan bantal pastilah dibutuhkan selama KKN hahaha (demi leher tidak encok). Sesuai informasi yang kudapatkan, kami akan diberangkatkan dari kampus 1 UIN SU usai salat isya. Namun, karena takut tak ada yang akan mengantarkan ke sana akhirnya Aku pun memi

Bertemu Mereka #1

Tak pernah Aku mengira dikelilingi oleh enam perempuan berbagai rasa ini. Yang kutahu dalam setiap fase kehidupan, Aku akan dipertemukan dengan orang-orang baru. Entah itu nantinya akan menyisakan kenangan manis atau teh tanpa gula, pahit haha.  Sedikit bercerita sebelum bertemu mereka. Aku kira semangatku saat itu akan luntur, sebab satu persatu yang kala itu membersamaiku memilih pergi. Sampai akhirnya kupikir pergi juga adalah hal terbaik yang dilakukan. Namun salah. Keputusanku dipatahkan oleh ketulusan mereka. Terserah mau menilainya seperti apa. Tapi kala itu, kalimat yang mereka ucapkan terdengar sangat sangat tulus ditelingaku. Sampai akhirnya kupikir, akan sangat jahat sekali bila aku juga pergi. Sementara mereka masih ingin berpegangan. Kalimat dari mereka sederhana sekali, namun merobohkan niat tak baik itu.  "Kak, jangan pergi ya. Siapa lagi yang sama kami kalau bukan kakak. Jangan pergi ya kak," begitulah ucap mereka saat sore menjelang malam itu.

What is your hobby?

Aku jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Terutama pada kata-kata yang membutuhkan nurani untuk menerjemahkan nya. Meski tersurat, namun sebenarnya banyak juga yang tersirat. Seingatku, kala itu aku masih kelas 6 SD dan sungguh ingin sekali menuliskan apapun yang di alami setiap harinya. Dan hal itu dimulai pada buku kecil yang sering sekali aku sebut “diary”. Aku menuliskan apa saja disana. Mulai dari cerita mengesalkan sampai kepada biodata-biodata teman sekelasku yang ingin aku kumpulkan. Yaah, entah untuk apa. Namun ketika aku membaca tulisan itu kembali, aku tertawa sendiri. Tawa yang menyadari bahwa ternyata anak SD itu benar-benar masih polos dan putih. Oh iya, aku juga ingat pada waktu itu aku sangat menyukai buku buku bergambar untuk dijadikan diary. Rasanya indah sekali untuk dibaca. Dan hal yang harus aku terima adalah aku kehilangan diary pertama ku. Rasanya kesal sekali tapi yasudahlah.. tidak apa-apa. Toh kan masih ada ingatan dalam kepala yang InshaAllah takkan hilang he