Langsung ke konten utama

Kapan Ditanamkan Pendidikan Karakter?


Menjadi guru ppl di sekolah, nano-nano rasanya. Tapi satu kata yang pasti yaitu "seru". Terjun ke lapangan langsung, melihat kondisi belajar siswa dan menjadi pendidik selama proses belajar sungguh suatu kesempatan yang amat istimewa. Kita bisa mengenal mereka bukan sekadar kita masuk di mata pelajaran yang kita ampuh; seperti matematika.

belajar mengajar di kelas


Ada hal lain yang hari ini harus kita selipkan kepada mereka semua sebagai bekal mereka untuk ke depannya. Karakter baik yang harus ditanamkan sedari dini. Jika mereka tak mendapatkannya di lingkungan keluarga, maka lingkungan sekolah lah yang wajib menuntun mereka agar memegang karakter baik tersebut. Sebab guru adalah orang tua siswa saat berada di sekolah.

Lalu karakter seperti apa yang perlu kita tanamkan kepada mereka semua? Yakni berkata jujur dan bersikap jujur. Hari ini, mencotek adalah suatu hal yang biasa dilakukan oleh siswa. Padahal kalau dipikir-pikir dari sanalah bermuara segala ketidakjujuran tersebut. Pertama, tidak jujur kepada diri sendiri. Kedua, tidak jujur kepada orang lain.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena tidak adanya rasa percaya diri yang dimiliki oleh siswa. Masih ada rasa ketidakmampuan yang menjadi mindset mendarah daging. Dan hal itulah yang perlahan-lahan harus kita hilangkan.

Bagaimana caranya? Sesering mungkin, ingatkan mereka pada satu contoh nyata efek buruk dari perbuatan tidak jujur. Misalkan korupsi yang berulangkali terjadi di negara tercinta kita ini. Barangkali kita bisa memulainya dengan satu kata kunci, "mengambil yang bukan haknya".

Mencotek adalah perbuatan yang mengambil hak orang lain. Itu masih contoh kecilnya saja. Mencontek pr teman dan melirik-lirik jawaban teman. Itu masih lah skala kecil. Skala besarnya?

Ya, kita lihat saja saat ini. Mengambil hak orang lain apalagi menyangkut kepentingan banyak orang, sungguh merupakan suatu perbuatan yang tidak berkarakter. Mencuri uang rakyat untuk kepentingan pribadi. Ketika ketahuan, ingin hukuman yang paling minim. Lantas, sudah kah berkarakter orang-orang di negeri ini?

Mari jawab sendiri. Karakter baik bisa ditanamkan sedari dini, agar mereka terbiasa. Terbiasa berbuat yang benar, bukan membenarkan yang biasa.

Di negeri ini banyak sekali orang pintar, tapi sedikit yang jujur. Maka, jadi lah orang pintar dan jujur.

Kita ini perlu berkarakter baik. Sebab adab tetaplah di atas ilmu :)

Komentar

IsmaHdy mengatakan…
Uuuu cekguuui😍😍😍

Postingan populer dari blog ini

#5 Cerita Sebelum KKN (Kuliah Kerja Nyata)

foto bersama sebelum keberangkatan ke Samosir Baiklah, ini akan menjadi bagian penutup pada cerita sebelum KKN. Sebab setelahnya, perjalanan akan semakin panjang. Selama 30 hari di negeri indah kepingan surga, ya Samosir tepatnya. Usai mengikuti pembekalan pada akhir April 2019, kami pun diberangkatkan pada 1 Mei 2019. Sebelum pemberangkatan itu terjadi, Aku sudah menyiapkan perlengkapan yang akan ku bawa ke sana. Aku membawa satu koper sedang yang berisi baju serta perlengkapan salat, dua buah goody bag yang masing-masing berisi perlengkapan makan dan juga mandi, satu ransel yang berisi buku bacaan dan makanan ringan. Tak lupa, membawa bantal+selimut yang sudah kumasukkan lebih dulu di dalam koper. Karena kenyamanan tidur dengan bantal pastilah dibutuhkan selama KKN hahaha (demi leher tidak encok). Sesuai informasi yang kudapatkan, kami akan diberangkatkan dari kampus 1 UIN SU usai salat isya. Namun, karena takut tak ada yang akan mengantarkan ke sana akhirnya Aku pun memi

Bertemu Mereka #1

Tak pernah Aku mengira dikelilingi oleh enam perempuan berbagai rasa ini. Yang kutahu dalam setiap fase kehidupan, Aku akan dipertemukan dengan orang-orang baru. Entah itu nantinya akan menyisakan kenangan manis atau teh tanpa gula, pahit haha.  Sedikit bercerita sebelum bertemu mereka. Aku kira semangatku saat itu akan luntur, sebab satu persatu yang kala itu membersamaiku memilih pergi. Sampai akhirnya kupikir pergi juga adalah hal terbaik yang dilakukan. Namun salah. Keputusanku dipatahkan oleh ketulusan mereka. Terserah mau menilainya seperti apa. Tapi kala itu, kalimat yang mereka ucapkan terdengar sangat sangat tulus ditelingaku. Sampai akhirnya kupikir, akan sangat jahat sekali bila aku juga pergi. Sementara mereka masih ingin berpegangan. Kalimat dari mereka sederhana sekali, namun merobohkan niat tak baik itu.  "Kak, jangan pergi ya. Siapa lagi yang sama kami kalau bukan kakak. Jangan pergi ya kak," begitulah ucap mereka saat sore menjelang malam itu.

What is your hobby?

Aku jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Terutama pada kata-kata yang membutuhkan nurani untuk menerjemahkan nya. Meski tersurat, namun sebenarnya banyak juga yang tersirat. Seingatku, kala itu aku masih kelas 6 SD dan sungguh ingin sekali menuliskan apapun yang di alami setiap harinya. Dan hal itu dimulai pada buku kecil yang sering sekali aku sebut “diary”. Aku menuliskan apa saja disana. Mulai dari cerita mengesalkan sampai kepada biodata-biodata teman sekelasku yang ingin aku kumpulkan. Yaah, entah untuk apa. Namun ketika aku membaca tulisan itu kembali, aku tertawa sendiri. Tawa yang menyadari bahwa ternyata anak SD itu benar-benar masih polos dan putih. Oh iya, aku juga ingat pada waktu itu aku sangat menyukai buku buku bergambar untuk dijadikan diary. Rasanya indah sekali untuk dibaca. Dan hal yang harus aku terima adalah aku kehilangan diary pertama ku. Rasanya kesal sekali tapi yasudahlah.. tidak apa-apa. Toh kan masih ada ingatan dalam kepala yang InshaAllah takkan hilang he